Carbon capture tech makin berkembang dengan dukungan solusi digital seperti AI, IoT, dan analitik real-time untuk memantau, mengoptimalkan, dan memverifikasi penangkapan CO₂. Pelajari cara kerjanya, manfaat, tantangan, dan arah masa depannya.
Perubahan iklim menuntut pengurangan emisi secara cepat, tapi transisi energi tidak bisa terjadi dalam semalam. Banyak industri berat—semen, baja, petrokimia, hingga pembangkit listrik—masih menghasilkan CO₂ dalam jumlah besar. Di sinilah carbon capture (penangkapan karbon) sering disebut sebagai “jembatan” untuk menekan emisi sambil menunggu sistem energi benar-benar beralih.
Namun, carbon capture bukan hanya soal mesin dan pipa. Agar efektif dan kredibel, teknologi ini membutuhkan “otak digital”: AI, sensor, analitik, dan sistem verifikasi. Karena menangkap CO₂ saja tidak cukup—kita perlu memastikan CO₂ benar-benar tertangkap, terangkut, tersimpan aman, dan terhitung dengan benar.
1) Apa Itu Carbon Capture Tech?
Carbon capture adalah teknologi untuk menangkap CO₂ dari sumber emisi (misalnya cerobong pabrik) atau langsung dari udara, lalu:
- dimanfaatkan (utilization) untuk produk tertentu, atau
- disimpan (storage) dalam formasi geologi agar tidak kembali ke atmosfer
Istilah yang sering muncul:
- CCS (Carbon Capture and Storage): tangkap + simpan
- CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage): tangkap + manfaatkan + simpan
- DAC (Direct Air Capture): tangkap CO₂ langsung dari udara
2) Mengapa Carbon Capture Butuh Solusi Digital?
Carbon capture adalah sistem yang kompleks, melibatkan:
- proses kimia untuk menangkap CO₂
- konsumsi energi (yang harus dioptimalkan)
- rantai transport CO₂
- lokasi penyimpanan jangka panjang
- pelaporan emisi dan audit (MRV)
Tanpa digitalisasi, tantangannya besar:
- efisiensi rendah → biaya tinggi
- kesalahan pengukuran → data tidak dipercaya
- risiko kebocoran → keamanan dan reputasi terganggu
Solusi digital membuat carbon capture lebih:
- efisien
- aman
- transparan
- bisa diaudit
3) Di Mana “Digital” Masuk dalam Carbon Capture?
A) AI untuk Optimasi Proses Penangkapan
Penangkapan CO₂ sering memakai material atau pelarut tertentu yang kinerjanya dipengaruhi suhu, tekanan, dan komposisi gas. AI dapat membantu:
- memprediksi kondisi optimal
- mengurangi konsumsi energi
- mengatur operasi agar output stabil
- mendeteksi penurunan performa (solvent degradation) lebih cepat
Hasilnya: biaya operasional turun dan capture rate naik.
B) IoT & Sensor untuk Monitoring Real-Time
Sensor adalah fondasi carbon capture modern. Umumnya memantau:
- kadar CO₂ masuk/keluar
- tekanan dan laju alir
- temperatur proses
- kebocoran (leak detection)
- kualitas dan kemurnian CO₂
Monitoring real-time memungkinkan tindakan cepat saat ada anomali, bukan menunggu laporan harian.
C) Digital Twin untuk Simulasi dan Prediksi
Digital twin adalah replika digital dari sistem fisik. Dalam carbon capture, digital twin bisa dipakai untuk:
- simulasi skenario operasi
- uji perubahan parameter tanpa risiko di lapangan
- perencanaan maintenance
- prediksi performa saat beban pabrik berubah
Ini membuat pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih aman.
D) Predictive Maintenance untuk Mengurangi Downtime
Carbon capture punya banyak komponen kritikal: kompresor, pompa, heat exchanger, filter, dan lain-lain. Dengan analitik data:
- getaran, suhu, dan tekanan dipantau
- AI mendeteksi pola menuju kerusakan
- perawatan dijadwalkan sebelum breakdown
Downtime turun, reliabilitas naik.
E) MRV (Measurement, Reporting, Verification) Berbasis Data
Di dunia climate action, MRV adalah penentu kredibilitas. Sistem digital MRV membantu:
- mengukur CO₂ yang benar-benar ditangkap
- mencatat CO₂ yang diangkut dan disimpan
- membuat laporan yang konsisten
- mempermudah audit dan kepatuhan
MRV yang kuat mencegah klaim berlebihan (greenwashing) dan meningkatkan kepercayaan.
4) Carbon Capture dalam Industri: Paling Relevan untuk Siapa?
Carbon capture biasanya dibahas untuk sektor “hard-to-abate”, seperti:
- semen (CO₂ dari proses kimia sulit dihilangkan)
- baja
- kilang minyak & petrokimia
- pembangkit listrik fosil (sebagai solusi transisi)
- industri gas alam (pengolahan gas dengan CO₂ tinggi)
Di sektor ini, digitalisasi membantu menekan biaya dan meningkatkan efisiensi, membuat carbon capture lebih realistis untuk diadopsi.
5) Manfaat Utama Carbon Capture + Solusi Digital
Jika digabung, manfaatnya bisa terasa dalam beberapa lapis:
Operasional
- capture rate lebih stabil
- energi per ton CO₂ turun
- downtime lebih kecil
Keamanan
- deteksi anomali dan potensi kebocoran lebih cepat
- monitoring storage lebih akurat
Kredibilitas
- MRV lebih transparan
- audit lebih mudah
- pelaporan emisi lebih dapat dipercaya
Ekonomi
- proses lebih efisien = biaya turun
- data valid membantu akses pendanaan hijau dan kemitraan
6) Tantangan dan Kritik yang Perlu Dipahami
Agar pembahasannya seimbang, penting juga melihat kritik yang sering muncul:
- Biaya tinggi dan konsumsi energi besar
Carbon capture bisa membuat biaya produksi naik jika tidak dioptimalkan. - Risiko “menunda transisi”
Ada kekhawatiran carbon capture dijadikan alasan untuk tetap bergantung pada fosil. - Penyimpanan jangka panjang
Butuh monitoring ketat dan tata kelola yang kuat agar aman. - MRV yang lemah bisa memicu klaim palsu
Tanpa data transparan, carbon capture mudah jadi “narasi” tanpa bukti.
Karena itu, solusi digital (sensor, AI, MRV) bukan pelengkap—tetapi kunci agar sistem ini tidak sekadar janji.
7) Masa Depan Carbon Capture Tech: Lebih Pintar, Lebih Terukur
Tren ke depan kemungkinan mengarah ke:
- integrasi AI yang lebih dalam untuk menurunkan energy penalty
- standardisasi MRV agar lintas industri lebih mudah dibandingkan
- monitoring storage berbasis sensor geologi + analitik
- model pembiayaan berbasis performa (data capture yang terverifikasi)
Jika semua elemen berjalan, carbon capture dapat menjadi bagian penting dari portofolio mitigasi—terutama untuk industri yang sulit “zero emission” dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Carbon capture tech adalah salah satu pendekatan mitigasi perubahan iklim yang berpotensi besar, terutama untuk industri berat. Namun agar efektif, aman, dan dipercaya, carbon capture harus didukung oleh solusi digital: AI untuk optimasi, IoT untuk monitoring real-time, digital twin untuk simulasi, predictive maintenance untuk reliabilitas, dan MRV untuk verifikasi. Di era climate tech, keberhasilan carbon capture bukan hanya soal menangkap CO₂—tetapi soal memastikan setiap ton CO₂ yang diklaim benar-benar tertangkap dan tersimpan secara transparan.
Baca juga :